TIPS Merawat Rajutan:
(Agar warna tidak pudar, tidak melar & menciut)
1. Jangan gunakan detergent saat mencuci...
(Gunakan sabun cair yg dilarutkan dg air).
2. Jangan dijemur di bawah matahari langsung.
3. Jangan digantung dg "HANGER".
4. Simpan dalam keadaan dilipat.
About Me
Blog Archive
@copyright 2010 and powered
Followers
About Me
Blog Archive
Menu
Related
Pages
Jumat, 09 April 2010
Rajutan elastis,tebalan dan hangat
Dibandingkan dengan dua klasifikasi yang lain, kain rajut lebih elastis, menunjuk kepada penggunaan waktu lalu sebagai stocking dan baju lain yang memerlukan perubahan bentuk. Oleh karena itu, pakaian dan pakaian dalam terbuat dari kain rajut dapat lebih pas daripada yang terbuat dari kain woven. Kain rajut bisa elastis dari 0 sampai 500%, tergantung dari materi dan pola rajut. Pola rajut umumnya menghasilkan kain yang lebih fleksibel, karena memiliki lubang-lubang besar yang dapat berubah bentuk; sebaliknya, rajutan cable umum menghasilkan kain yang kurang fleksibel, dikarenakan jahitan-jahitan saling menyilang yang mengurangi perubahan bentuk. Kain rajut yang tidak banyak berubah disebut rajut yang tetap. Sebagai perbandingan, kain woven biasanya berubah hanya sepanjang potongan miringnya — yaitu 45° ke arah warp dan weft — dan hanya jumlah sedikit; tetapi, kain woven yang terbuat dari bahan lebih elastis seperti Lycra bisa lebih berubah dari rajutan yang lebih stabil.
Elastisitas dari kain rajut memberikan bentuk yank lebih baik, tetapi hal ini agak bertentangan umumnya dengan ketebalannya dibandingkan dengan kain woven. Jadi, daya lipat dari kain (yaitu kemampuan maximum dari lipatan kain) pada kain woven umumnya lebih baik dari kain rajut. Atas dasar ini, kain rajut lebih tidak berkerut dari pada kain woven, yang lebih mudah terlipat.
Kain rajut umumnya lebih hangat dan lebih nyaman daripada kain woven, yang mana mereka dipakai lebih dekat ke badan. Lebih lanjut, kain rajut biasanya terbuat dari kain wool, yang tetap hangat walaupun basah; kain wool lebih dipilih karena lebih elastis dari kebanyakan serat dan menhasilkan rajutan yang lebih bagus. Secara umum, elastisitas dan daya hangat adalah kwalitas yang bertentangan dalam kain rajut, dikarenakan kain rajut yang paling elastis, seperti renda, mempunyai lubang-lubang yang besar dan jadi lebih terisolasi.
Elastisitas dari kain rajut memberikan bentuk yank lebih baik, tetapi hal ini agak bertentangan umumnya dengan ketebalannya dibandingkan dengan kain woven. Jadi, daya lipat dari kain (yaitu kemampuan maximum dari lipatan kain) pada kain woven umumnya lebih baik dari kain rajut. Atas dasar ini, kain rajut lebih tidak berkerut dari pada kain woven, yang lebih mudah terlipat.
Kain rajut umumnya lebih hangat dan lebih nyaman daripada kain woven, yang mana mereka dipakai lebih dekat ke badan. Lebih lanjut, kain rajut biasanya terbuat dari kain wool, yang tetap hangat walaupun basah; kain wool lebih dipilih karena lebih elastis dari kebanyakan serat dan menhasilkan rajutan yang lebih bagus. Secara umum, elastisitas dan daya hangat adalah kwalitas yang bertentangan dalam kain rajut, dikarenakan kain rajut yang paling elastis, seperti renda, mempunyai lubang-lubang yang besar dan jadi lebih terisolasi.
Sejarah Rajutan
Coco Chanels pada tahun 1916 memakai Jersey pada setelannya yang sangat berpengaruh merupakan titik balik untuk kain rajut, yang menjadi terkenal di antara wanita moderat.[1] Segera setelah itu, Jean Patou's cubist-inspired, kain rajut dengan warna-warna blok adalah pilihan untuk baju sport.[1]
Pada tahun 1940 muncullah ikon pemakaian sweater-sweater pas badan dari simbol-simbol seks seperti Lana Turner dan Jane Russell, walaupun tahun 1950 lebih didominasi dengan rajutan popcorn konservatif.[1] Pada tahun 1960 lebih muncul rajut zigzag Missoni yang lebih berwarna dan terkenal.[1] Jaman ini juga menyaksikan kebangkitan dari Sonia Rykiel, dikenal "Queen of Knitwear" untuk sweater-sweater garis yang lebih berani dan dress clingy, dan sweater preppy diinspirasi oleh Kennedy.[1]
Pada tahun 1980, rajutan munjul dari pakaian sport dan menguasai mode tingkat atas; disain terkenal diantaranya "haute-bohemian cocoon coats" dari Romeo Gigli dan sweater cashmere kerah tinggi yang panjang dari Ralph Lauren.[1]
Disainer-disainer rajut modern termasuk Diane von Furstenberg[2] dan James Perse.
Pada tahun 1940 muncullah ikon pemakaian sweater-sweater pas badan dari simbol-simbol seks seperti Lana Turner dan Jane Russell, walaupun tahun 1950 lebih didominasi dengan rajutan popcorn konservatif.[1] Pada tahun 1960 lebih muncul rajut zigzag Missoni yang lebih berwarna dan terkenal.[1] Jaman ini juga menyaksikan kebangkitan dari Sonia Rykiel, dikenal "Queen of Knitwear" untuk sweater-sweater garis yang lebih berani dan dress clingy, dan sweater preppy diinspirasi oleh Kennedy.[1]
Pada tahun 1980, rajutan munjul dari pakaian sport dan menguasai mode tingkat atas; disain terkenal diantaranya "haute-bohemian cocoon coats" dari Romeo Gigli dan sweater cashmere kerah tinggi yang panjang dari Ralph Lauren.[1]
Disainer-disainer rajut modern termasuk Diane von Furstenberg[2] dan James Perse.